Foto Doc IGI paling kiri, M. Arif Budiman, Sadimin, M.Pd.,Dra. Khabibah, M.M , Dwi Prihandoko, Arif Sholahudin., Dian Cristanto
Malang, 2 Januari 2025 – SMP Negeri 26
Malang menjadi saksi dimulainya langkah besar menuju kesiapsiagaan bencana melalui pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dilaksanakan oleh BPBD Kota Malang bersama fasilitator dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Malang. Kegiatan ini menghadirkan antusiasme luar biasa dari 25 guru yang berpartisipasi, membawa harapan baru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan tanggap bencana.SPAB: Persiapan Menuju Sekolah Pionir
Bapak Sadimin, M.Pd., Kepala SMP Negeri 26 Malang, membuka pelatihan dan menunjukkan komitmennya untuk mengimplementasikan program ini. “Walaupun sekolah kami berada di pinggiran, tetapi kami siap memberikan yang terbaik. Kami akan berusaha menjadi sekolah pertama SPAB di Kota Malang,” tegasnya.
Sementara itu, Ibu Dra. Khabibah, M.M, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kota Malang, menyampaikan pentingnya pelaksanaan SPAB. “SPAB perlu dilakukan agar sekolah mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi bencana. Harapannya, SMP Negeri 26 Malang bisa menjadi sekolah pionir SPAB atau sekolah percontohan di Kota Malang,” ungkapnya.
10 Langkah Menuju Sekolah Percontohan
Bapak Dian dari Tim SPAB BPBD Kota Malang menjelaskan bahwa ada 10 langkah yang harus ditempuh untuk menjadi sekolah percontohan SPAB, di antaranya:
- Penilaian diri terkait kesiapsiagaan sekolah.
- Pelatihan intensif untuk guru dan siswa.
- Dokumentasi kegiatan untuk mendukung akreditasi.
- Kajian risiko bencana spesifik di lingkungan sekolah.
Beliau menegaskan bahwa langkah-langkah ini harus dilakukan secara konsisten untuk menciptakan budaya tanggap bencana.
Peran Fasilitator IGI Kota Malang
Sebagai Ketua IGI Kota Malang, Bapak M. Arif Budiman, ST., memberikan pandangan mendalam tentang SPAB. Beliau menjelaskan bahwa sekolah SPAB harus siap menghadapi tiga jenis bencana:
- Bencana Alam – seperti gempa bumi dan banjir.
- Bencana Non-Alam – seperti pandemi atau kebakaran.
- Bencana Sosial – seperti konflik atau gangguan keamanan.
“SPAB bukan hanya tentang mitigasi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif di sekolah,” tambahnya.
Fasilitator kedua, Bapak Arif Sholahudin, Wakil Ketua IGI Kota Malang, menekankan pentingnya SPAB dalam penilaian akreditasi sekolah. “Kami hanya memfasilitasi. Namun, pihak sekolah harus memahami langkah-langkah teknis yang diperlukan, seperti dokumentasi dan penilaian risiko, untuk memenuhi kriteria SPAB,” jelasnya.
Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Pelatihan ini berhasil menarik perhatian para guru yang antusias mendalami materi. Diskusi interaktif dan simulasi menjadi highlight kegiatan, menunjukkan komitmen bersama dalam mewujudkan sekolah yang aman bencana.
Dengan kolaborasi yang solid antara BPBD Kota Malang, IGI Kota Malang, dan pihak sekolah, SMP Negeri 26 Malang diharapkan bisa menjadi model inspiratif bagi sekolah lain dalam program SPAB di Kota Malang.
#SPAB #SekolahAmanBencana #BPBDKotaMalang #IGIKotaMalang #SMPN26Malang #MitigasiBencana #SekolahPercontohanSPAB #AkreditasiSekolah #SekolahTanggapBencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar